TUGAS GURU MEMBANTU PESERTA DIDIK MENEMUKAN RENCANA TUHAN UNTUK DIRINYA
Dedikasi guru yang mendidik dan mengajar dengan hati dan cinta untuk peserta didiknya
Di era pandemi ini, sepertinya cobaan yang dihadapi para guru lebih berat. Mungkin mereka tidak harus berhadapan dengan tentara Hindia Belanda atau tentara Jepang seperti dulu. Namun, perilaku generasi sekarang yang terkadang unik membuat mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra dan strategi-strategi baru untuk mengajar. Peran guru di era ini juga rentan tergeser dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Kini, guru lah yang harus mengikuti perkembangan zaman dan menikmati proses bergesernya peran tersebut. Sebagai contoh, dewasa ini sudah tak asing lagi mendengar istilah ‘start-up’, dan banyak juga ‘start-up’ yang lahir di bidang pendidikan. Guru harus memulai mengubah cara mereka mengajar, meninggalkan cara-cara lamanya serta fleksibel dalam memahami hal-hal baru dengan lebih cepat.
Internet dengan variasi informasinya kadang dijadikan acuan utama oleh generasi Z dan generasi Alpha dibandingkan dengan perkataan para guru. Lahirnya platform-platform pendidikan virtual pun turut menggeser posisi guru di era ini. Bahkan, di beberapa sekolah dan universitas sudah menerapkan sistem belajar online dimana tatap muka dengan antara guru dan murid tak lagi dibutuhkan.
Meski demikian, profesi guru tetap tak akan tergantikan meski perkembangan teknologi yang bertambah pesat setiap harinya. Setiap orang bisa menimba ilmu dari teknologi yang kini serba digital. Namun, peran guru tetap dibutuhkan karena tugas mereka tak sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, tapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan dan kebaikan, serta keteladanan yang tidak bisa dipelajari dari saluran informasi apapun.
Dengan metode belajar online yang baik, diharapkan guru bisa mengoptimalkan kecerdasan peserta didik meski di rumah aja. Sekilas, tak ada masalah dalam pelaksanaan metode ini, akan tetapi berbeda jadinya saat dilakukan di daearah-daerah. Seperti halnya sekolah yang berada di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) memiliki tantangan tersendiri dengan keterbatasan akses terhadap teknologi untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara daring. Terlebih, tak semua keluarga mempunyai kemudahan akses yang sama dalam belajar online. Namun, semua itu tak menghentikan langkah guru dalam mengajar demi mencerdaskan peserta didiknya. Tak heran, jika guru menjadi profesi yang patut disebut sebagai pahlawan di masa pandemi.
Pengaliahan aktivitas belajar mengajar ini sayangnya tidak semua berjalan mulus sesuai harapan. Memang sistem belajar secara online berbeda jika dibandingkan dengan bertatap langsung. Banyak tantangan yang ditemui dengan metode pengajaran secara online ini. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah peserta didik yang terlambat masuk ke kelas online, penyampaian materi yang sulit dipahami karena keterbatasan komunikasi, koneksi internet yang buruk membuat peserta didik kesulitan memahami penjelasan guru, hingga peserta didik yang tidak bisa ikut belajar karena tidak memiliki laptop.
Di tengah keterbatasan ini, ada kisah para guru baik yang rela berjuang demi pendidikan peserta didiknya, guru-guru ini rela menghampiri setiap peserta didiknya untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan.
Begitu pula dengan kisah viral seorang guru di Afrika yang mengajar pelajaran komputer Microsoft Word di papan tulis, guru itu terpaksa menggambar layar di Microsoft Word di papan tulis, karena sekolahnya mengajar memang tak punya komputer. Gara-gara fotonya viral, guru itu mendapat perhatian khusus dari Microsoft yang berjanji mengirim set peralatan komputer lengkap ke sekolah guru tersebut. Mereka berjanji mengirim sebuah komputer kepada guru tersebut, dan berkata mereka akan memberikan pelatihan khusus kepadanya.
Dikutip dari Quartz Africa, guru tersebut bernama Richard Appiah Akoto (33), dan mengajar di Ghana. Dia mengajar di SMP Betenase, Sekyedomase. Dia telah menjadi guru di sekolah itu selama enam tahun. Dalam satu posting di Facebooknya, Akoto menulis:
"Mengajar komputer di sekolah Ghana sangat lucu. Komputer di papan tulis. Saya sayang pelajar saya, jadi perlu buat mereka paham apa yang saya ajar,"
Itulah beberapa gambaran seorang guru yang memberikan pembelajaran efektif dan dilaksanakan dalam suasana menyenangkan. Karakter guru sangat mempengaruhi minat peserta didik dalam belajar. Peserta didik menyukai guru yang menyenangkan, tidak menekan dan menjelaskan materi dengan metode yang mudah dipahami. Guru yang seperti itu akan meningkatkan minat belajar peserta didiknya, mereka akan termotivasi dan berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Dedikasi guru yang mendidik dan mengajar dengan hati dan cinta untuk peserta didiknya, sehingga salah satu tugas guru adalah membantu peserta didik menemukan rencana Tuhan untuk dirinya. Kebanggaan guru paling besar ialah jika peserta didiknya melebihi dirinya sehingga perlu perjuangan tanpa henti untuk mencoba dan terus mencoba supaya menjadi teladan bagi peserta didik.
Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru memiliki peran yang paling aktif dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai serta guru merupakan tenaga profesioanal yang berfungsi sebagai pengajar peserta didik dan bertujuan mengantarkan peserta didik meraih apa yang mereka cita-citakan. Guru juga sebagai agen pembaharuan dimana guru dapat menjadi panutan bagi peserta didik dan lingkungan sekitarnya dimanapun berada, guru dapat mengajarkan banyak hal kepada peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu sehingga berguna bagi bangsa dan negara.
Dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, memang tanggung jawab sebagai tenaga pengajar sangat besar bagi generasi penerus. Kualitas pendidikan ditentukan oleh siapa gurunya, bagaimana cara mengajarnya dan apa saja yang diajarkan di sekolah dan diluar sekolah. Semoga artikel ini dapat menginspirasi para guru untuk lebih produktif dalam memicu kualitas pendidikan.
****
*Dari berbagai sumber di internet