PERSIAPAN KETIKA PANDEMI BERUBAH MENJADI ENDEMI
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rencana mempersiapkan COVID-19 menjadi endemi
Gambar : Sumber : https://strangesounds.org/wp-content/uploads/2020/07/virus-world-attacks-1.jpg
Pemerintah mulai meminta masyarakat Indonesia untuk bersiap jika virus COVID-19 mengalami perubahan status dari pandemi menjadi endemi. Hal itu dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang menyebutkan bahwa sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, virus COVID-19 tak akan hilang dalam waktu dekat. "Pemerintah gencarkan vaksinasi COVID-19 sebagai salah satu langkah persiapan transisi pandemi COVID-19 menjadi endemi," kata Muhadjir yang dilansir dari Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan, “endemi” terjadi ketika kehadiran atau prevalensi biasa dalam populasi bersifat konstan. Adapun jika kasus mulai meningkat, maka akan diklasifikasikan sebagai “epidemi”. Epidemi yang tercatat di beberapa negara dan wilayah, akan disebut dengan “pandemi”, seperti yang dialami oleh dunia saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun pernah mengatakan hal serupa mengenai rencana mempersiapkan COVID-19 menjadi endemi. Menurut WHO, seperti penyakit lain yang dulunya menjadi pandemi pada akhirnya berubah menjadi endemi, hal ini pun mungkin terjadi pada COVID-19.
Sampai saat ini, pemerintah tetap gencar melaksanakan vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari persiapan menuju endemi. Sekaligus mengajak masyarakat kompak menerapkan protokol kesehatan. Hasilnya cukup signifikan, pantauan grafik yang disusun Worldometers menunjukkan tren kasus harian di Indonesia yang terlihat mulai landai. Lalu apa yang akan berubah dalam kehidupan sehari-hari kita ketika COVID-19 tak lagi menjadi pandemi?
Berikut beberapa perubahan yang diungkapkan oleh Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, yang dilansir dari kompas.com:
1. Masyarakat lebih terbiasa
Saat status COVID-19 berubah menjadi endemi, maka jumlah kasus COVID-19 tidak akan sebanyak seperti saat ini. Hal ini dikarenakan adanya vaksinasi dan juga program terapi yang efektif. Bahkan mungkin di masa depan akan ada antivirus yang efektif. Apabila virus COVID-19 sudah benar-benar terkendali, maka pandangan masyarakat terhadap penyakit ini pun akan berubah. Menurut Dicky, masyarakat akan lebih terbiasa dengan COVID-19, sehingga stigma berkurang dan secara psikologis orang tidak akan lagi melihat COVID-19 sebagai penyakit yang menakutkan.
2. Rumah sakit lebih siap
Saat COVID-19 menjadi endemi, maka kesiapan rumah sakit dalam menghadapi penyakit ini akan jauh lebih baik. Namun kesiapan ini, menurut Dicky, juga harus didukung dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, yakni minimal 85 persen. Selain vaksin yang saat ini efektif untuk mencegah keparahan dan kematian, para peneliti juga ke depannya akan terus mengembangkan vaksinasi yang bisa mencegah infeksi. Saat ini, semua vaksin sudah bisa mencegah keparahan, sehingga pasien tidak perlu dirawat di ICU.
3. Orang sakit tidak boleh masuk ke kantor
Jika COVID-19 menjadi endemi, akan ada kebiasaan atau perilaku di masyarakat yang akan berubah. Misalnya, perlakuan izin bagi orang-orang yang mengalami gejala flu atau tidak enak badan. Dulu, orang-orang yang mengalami gejala flu dianggap hanya sakit ringan dan tetap masuk bekerja. Namun sekarang kemungkinan besar akan ada pergeseran perspektif mengenai gejala sakit flu dan jika mengalami gejala sakit flu, orang tersebut akan diminta untuk tetap di rumah. (f)
Sumber :
https://www.femina.co.id/Trending-Topic/ketika-pandemi-berubah-menjadi-endemi-apa-saja-yang-berubah-